oleh T. Austin-Sparks
Kemarin pagi, kami mulai mempertimbangkan keunggulan dari apa yang telah datang masuk dengan dispensasi ini, dibandingkan dengan apa yang adalah milik masa lampau. Kami baru saja memulai perkara ini – dan ketika kami mengatakan ‘kami telah memulai’ pada hari terakhir, tetapi satu hari, dari konferensi, cukup jelas bahwa kita akan memiliki dua belas bakul penuh ketika kami selesai! Karena sungguh, kami belum sampai ke inti surat kepada orang Ibrani ini, dan masih banyak lagi yang dapat berlangsung lama. Mungkin begitulah seharusnya. Kami tidak ingin berakhir, kami ingin merasakan bahwa negeri itu adalah negeri yang sangat jauh … negeri, ke dalam apa Tuhan dapat memimpin kita, bahkan tanpa konferensi.
Nah, pagi ini kita akan melangkah sedikit ke dalam negeri itu – negeri keunggulan dispensasi ini atas semua dispensasi sebelumnya.
Bagi sebagian dari saudara mungkin tampak bahwa saya sedang mengulangi banyak hal yang telah saya katakan. Jika memang demikian, ini hanyalah agar kita dapat pergi melampauinya. Barangkali saya dapat mengatakan apa yang dikatakan rasul, “Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.” Nah, sekarang mari kita bahas perkara khusus ini, karena ini adalah perkara yang paling utama, yang berarti bahwa ini adalah perkara yang paling utama di dalam dispensasi ini: betapa jauh lebih tinggi dan lebih penuhnya apa yang telah datang bersama Tuhan Yesus daripada yang pernah datang di masa lampau.
Sekarang saudara memiliki surat kepada orang Ibrani yang terbuka di hadapan saudara, dan saudara akan melihat bahwa sejak awal, ini adalah dispensasi Anak Allah. Yaitu, ini adalah dispensasi Anak Allah dalam perwujudan yang baru dan pribadi. Kami percaya bahwa Ia hadir di dalam dispensasi lama dan bahwa Ia menampakkan diri kepada manusia dalam bentuk yang lain, tetapi surat ini mengatakan bahwa dalam dispensasi ini, Ia telah datang dalam bentuk yang baru. Jadi, ini dimulai dengan kehadiran Anak Allah yang nyata. Dikatakan bahwa di dalam dispensasi lama, manusia bertemu dengan Allah dalam bagian-bagian dan dengan cara yang berbeda, ayat pertama mengatakan bahwa itu terjadi “berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara” dan Allah bertemu dengan manusia dan manusia bertemu dengan Allah dengan perantaraan nabi-nabi.
Sekarang, nabi-nabi adalah hamba-hamba Allah, dan manusia bertemu Allah dengan perantaraan hamba-hamba Allah. Di dalam dispensasi ini, mereka bertemu dengan Allah dalam Anak Allah secara pribadi. Dan ada pernyataan bahwa “Allah ada di dalam Kristus.” “Anak” menyiratkan “Bapa”; “Anak Allah” menyiratkan Allah. Jadi di dalam Anak, kita bertemu dengan Allah, bukan sekarang di dalam hamba-hamba, tetapi “di dalam Anak.” Dan ini mencapai kepenuhan mutlak dalam hal wahyu Ilahi, “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia.” Ketika sesuatu sudah penuh, tidak ada ruang untuk yang lain lagi. Jika saudara menuangkan air ke dalam bejana, ketika bejana itu penuh, saudara mengatakan sudah penuh; saudara tidak menambahkan air lagi. Bejana itu sudah penuh! Dan Bapa berkenan bahwa di dalam Anak seluruh kepenuhan diam di dalam Dia dan tidak ada lagi yang perlu ditambahkan.
Sekarang, jangan anggap ini hanya sekedar kata-kata. Pahamilah bahwa dalam setiap bagian terdapatkan kebenaran ini: Dalam dispensasi di mana saudara dan saya hidup sekarang, Allah telah datang kepada kita dalam segala kepenuhan-Nya. Tidak ada lagi yang perlu ditambahkan. Di dalam Anak-Nya, kita memiliki kepenuhan Allah yang mutlak, dan dari kepenuhan itulah Ia berbicara kepada kita di dalam Anak-Nya. Dan Allah hanya memiliki satu Anak dalam pengertian itu – yaitu Anak tunggal-Nya, yang berarti bahwa tidak ada seorang pun yang akan datang setelah Dia. Oleh karena itu, firman terakhir Allah ada di dalam Anak-Nya. Anak membawa kepenuhan Allah dan finalitas Allah. Itulah yang memberikan kesungguhan pada seluruh surat ini. Dikatakan: “Jika kamu gagal mendengarkan suara Anak, tidak akan ada lagi suara lainnya untukmu. Allah tidak akan pernah berbicara melalui suara lain. Allah telah berbicara dengan perantaraan Anak-Nya, dan Ia tidak akan pernah berbicara lagi melalui cara lain apa pun.” Oleh karena itu, surat ini berisi kata peringatan dan kata nasihat ini: “Karena inilah kepenuhan dan inilah kesudahannya, perhatikanlah.”
Namun, ini bukan hanya Allah yang berbicara dengan perantaraan Anak-Nya. Yaitu, cara berbicara, perkataan Allah selalu merupakan tindakan Allah. Di dalam dispensasi ini, Allah aktif di dalam dan melalui Anak-Nya. Untuk berhubungan dengan Tuhan Yesus adalah lebih dari sekedar datang berhubungan dengan sebuah ajaran: ini adalah untuk datang berhubungan dengan Pribadi yang hidup dan aktif. “Kepada Allah-lah, kita harus memberikan pertanggungan jawab.” Sungguh mulia untuk berhubungan dengan Allah di dalam Kristus – tetapi di sini dikatakan bahwa “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.” Tidak, itu bukanlah sebuah kitab, itu bukanlah sebuah ajaran, itu bukanlah sebuah filsafat: itu adalah Pribadi yang hidup, positif, dan berkuasa. Itu tidak lain adalah Allah yang sedang bertindak.
Jika saudara ragu tentang hal itu, ingatlah kitab Kisah Kisah Para Rasul. Kitab itu disebut “Kisah Para Rasul,” semua orang tahu bahwa itu adalah nama yang salah, karena para rasul dalam kitab itu hanya berjumlah tiga atau empat, sebagian besar rasul tidak pernah terdengar atau terlihat dalam kitab itu. Mereka disebutkan di awal, tetapi setelah itu saudara tidak mendengar lagi tentang mereka. Kitab ini bukanlah kitab Kisah Para Rasul, melainkan kitab Kisah Tindakan Allah di dalam Yesus Kristus oleh Roh Kudus – dan memang ini benar-benar kitab yang penuh tindakan-tindakan! Apa pun ajaran yang ada di sana, semuanya berasal dari tindakan-tindakan.
Nah, sekarang kami lanjutkan ke hal berikutnya ini, Anak diperkenalkan, Ia disajikan, dan kemudian Ia dideskripsikan. Dan itu adalah deskripsi yang luar biasa bukan, tentang Anak! Namun kita bertanya: Siapakah Anak ini? Karena nama-Nya tidak disebutkan sampai saudara masuk ke pasal dua, ayat sembilan. Ini adalah Anak yang tidak memiliki nama. Siapakah Anak ini? Nah, ayat sembilan dari pasal dua memberi tahu kita dan memberi tahu kita untuk pertama kalinya siapakah Anak itu: “Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus.” Mungkin kedengarannya sangat sederhana untuk mengatakan bahwa Yesus adalah Anak ini, dan Anak ini adalah Yesus, tetapi mungkin saudara tidak menyadari satu hal tertentu tentang ini: sangat jarang, setelah kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya, bahwa Ia disebut “Yesus”. Ketika Ia telah kembali ke sorga, Ia biasanya disebut “Tuhan Yesus”, “Yesus Kristus Tuhan kita”, “Tuhan kita Yesus Kristus.” Gelar lengkap-Nya diberikan saat Ia bertakhta di sorga, dan jika seseorang kembali dari sana ke sini dan hanya menggunakan gelar “Yesus”, saudara tahu bahwa mereka mengacu pada penghinaan-Nya dan tujuan penghinaan-Nya. Itu ada hubungannya dengan pekerjaan-Nya di bumi untuk penebusan kita.
Jadi, perhatikan ayat sembilan lagi: “Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut.” Nama “Yesus” adalah nama dari Dia yang menderita maut, yang merasakan maut bagi setiap orang – dan Anak Allah-lah yang melakukan itu. Anak Allah-lah yang, sebagai Yesus, merasakan maut bagi setiap orang, karena penderitaan maut. Itulah Anak yang diperkenalkan di sini. Ia diidentifikasikan dengan nama-Nya “Yesus” … “Engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
Kemudian hal berikutnya adalah posisi dan fungsi Anak. Kembali ke awal lagi, “Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” Anak ini, yang kita kenal sebagai Yesus, adalah yang berhak menerima segala yang ada berdasarkan penunjukan Allah. Segala sesuatu akan datang kepada-Nya melalui penunjukan Allah.
Janganlah jemu-jemu dengan saya. Ini adalah salah satu hal pertama yang dikatakan tentang dispensasi di mana saudara dan saya hidup. Sekarang tampaknya tidak seperti itu, sebab kita belum melihat segala sesuatu ditaklukkan di bawah kaki-Nya, tetapi di sini dikatakan dengan tegas sejak awal bahwa Ia adalah “yang berhak menerima segala yang ada”, oleh karena itu segala sesuatu harus datang kepada-Nya pada akhirnya. Allah akan “mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.” Ia ditunjuk sebagai yang berhak menerima segala yang ada.
Jika kita berbicara dalam bahasa manusia, ada suatu tempat di masa lampau yang kekal, suatu kesempatan, ketika Keilahian mengadakan konferensi untuk membahas masa depan segala sesuatu yang akan diciptakan. Dan Bapa berkata: “Aku tetapkan Anak-Ku sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Aku menetapkan Dia sebagai pewaris-Ku, dan Aku menetapkan bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan menjadi milik-Nya.”
Sekarang saudara berhadapan dengan Allah yang maha kuasa dan kekal, dan ketika Ia memutuskan hal seperti itu, tidak ada yang dapat mencegahnya. “Yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada” – tetapi Ia tidak berhenti di situ. Ia berpaling kepada Anak (tentu saja, ini adalah cara kita berbicara) dan Ia berkata: “Sekarang, Anak-Ku, Aku akan menggunakan-Mu sebagai agen dalam menciptakan segala sesuatu” – “Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” Anak ini, yang kita kenal sebagai Juruselamat dan Tuhan kita, adalah agen Allah dalam penciptaan alam semesta.
Dan kemudian dikatakan hal ketiga, dan ini tentu saja sesuatu yang sangat sulit untuk dipahami. Anak ini menopang “segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.” Segala sesuatu tidak runtuh karena Ia menopang segala sesuatu, menopang segala sesuatu dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan segala sesuatu tidak akan runtuh sampai ia berkata semuanya akan runtuh.
Jika ini benar, ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa bagi kita. Kita mendengar begitu banyak tentang kehancuran alam semesta, hancurnya dunia ini. Banyak orang menjadi sangat takut tentang hal ini. Nah, jika apa yang ada di sini benar, alam semesta dan dunia tidak akan pernah hancur sampai Yesus mengatakannya! Manusia mungkin hampir melakukannya, lalu surut. Itu tidak akan terjadi. Itu sudah terjadi seperti itu beberapa kali, tetapi firman kekuasaan-Nya telah menghentikannya, dan sampai Ia berkata “Sekarang – terjadilah!” Itu tidak akan terjadi. Ia menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.
Bolehkan kami mengatakan bahwa hal itu seharusnya menjadi penghiburan pribadi bagi kita? Kadang-kadang tampaknya dunia kecil pribadi kita sendiri akan hancur berantakan, dan bahwa kita telah sampai pada akhir dunia kecil kita. Nah, itu berlaku di sana; tidak sampai Yesus berkata demikian. Ia akan menopang segala yang ada sampai Ia menghendaki semuanya hancur berantakan.
Inilah Anak yang diidentifikasi, inilah Anak yang dideskripsikan. Dan kemudian kita beralih ke isi surat yang lebih besar: kebesaran Anak dibandingkan dengan hal-hal dan orang-orang hebat lainnya.
Dalam ayat empat: “Jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat.” Itulah hal tertinggi kedua bagi Allah dan Anak; malaikat-malaikat. Oh, ada begitu banyak yang dikatakan tentang malaikat-malaikat di dalam Alkitab! Petrus mengatakan bahwa, “malaikat-malaikat yang kuat dan berkuasa.” Dalam kitab Hakim-Hakim, malaikat dikatakan memiliki penampilan yang sangat mencolok, wajahnya amat menakutkan untuk dilihat dan orang yang melihatnya takut bahwa mereka akan mati. Mereka berkata: “Aku telah melihat seorang abdi Allah, yang rupanya sebagai rupa malaikat Allah” – Hakim-Hakim 13:6 jika saudara ingin referensinya.
Malaikat-malaikat memiliki pengetahuan yang sangat luas. Yesus berkata demikian: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga pun tidak …” Jika ada orang yang seharusnya tahu tentang hal ini, malaikat-malaikat seharusnya tahu, pengetahuan mereka begitu lengkap dan begitu besar, namun bahkan para malaikat pun tidak mengetahuinya. Para malaikat memiliki pengetahuan yang sangat luas.
Jumlah malaikat-malaikat sangat banyak, Wahyu pasal 5 ayat 11: “Jumlah malaikat-malaikat berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa …” itu dikatakan tentang malaikat. Jumlah mereka sangat banyak.
Para malaikat ini sangat dekat dengan takhta Allah, mereka memiliki akses ke hadirat Allah. Hal itu terungkap dalam salah satu hal indah yang Yesus katakan tentang anak-anak kecil, Ia berkata, “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.” Tentu saja, kita tidak memahami hal itu; sesuatu yang sangat misterius. Namun Yesus berkata bahwa para malaikat memiliki akses ke takhta Allah, mereka sangat dekat dengan diri Allah sendiri. Hanya ada Satu yang lebih dekat dengan Allah daripada para malaikat.
Pekerjaan para malaikat sangat beragam. Mari kita lihat lagi karena kita menjaga sangat dekat dengan kitab Ibrani, ayat 13 pasal 1: “Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?” Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?” Dan betapa banyak pekerjaan yang harus mereka lakukan! Semua pewaris keselamatan, di seluruh dunia, di setiap generasi – dan ini mengatakan bahwa para malaikat harus melayani mereka dan menjaga kepentingan mereka! “Yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan.” Tentu saja, kita tidak melihat mereka, tetapi jika Alkitab benar, mereka ada di sana dan mereka adalah orang-orang yang sangat sibuk. Mereka memiliki pelayanan yang sangat, sangat banyak dan sangat beragam. Semua kebutuhan yang beragam dari para pewaris keselamatan ini menjadi perhatian mereka.
Jadi para malaikat memiliki kedudukan yang sangat tinggi – tetapi dalam surat ini Tuhan berkata: “Tetapi Anak jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat.” Di sini dikatakan bahwa Ia dikaruniakan nama yang jauh lebih indah dari pada nama malaikat-malaikat, ayat 4: “Karena Ia jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat.”
Sekarang jika saudara membaca semua yang ada tentang malaikat-malaikat di dalam Alkitab, saudara akan mendapatkan wahyu yang sangat indah – dan kemudian saudara sampai pada bagian tentang Anak ini, yaitu Yesus, “yang jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat.” Di situlah keunggulan dimulai.
Dan kita, teman-teman terkasih, telah memasuki dispensasi itu: keunggulan Yesus atas semua malaikat. Mungkin kita belum cukup memahami pelayanan para malaikat, tetapi jelas mereka sangat sibuk bagi kita. Mungkin banyak, banyak hal yang kita diselamatkan dari adalah karena mereka sangat waspada.
Baiklah, kita mulai dengan para malaikat dan kemudian kita lanjutkan dengan Musa. Saudara akan melihat apa yang dikatakan di sini, pasal tiga: “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya. Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa” – pahamilah kalimat itu – kemuliaan lebih besar dari pada Musa! “Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya …” Penulis berkata: “Kami tidak akan mengambil apa pun dari Musa. Kami menghormati Musa sebagai hamba Allah yang agung, tetapi Kristus lebih agung. Anak lebih besar dari pada Musa.”
Abraham adalah bapa segala bangsa, Musa adalah pembangun dan penyusun bangsa. Betapa besar kedudukan Musa dalam sejarah! Ia tidak hanya memiliki kedudukan yang sangat besar di Israel, tetapi ia juga memiliki kedudukan yang besar di dunia. Banyak sistem hukum terbaik di dunia ini didasarkan pada ekonomi Musa, karena melalui Musa dikatakan: “Jangan mencuri”, kita memiliki semua pasukan polisi di dunia! “Jangan membunuh”, yah, kita memiliki semua pasukan polisi di dunia untuk itu, saya berharap kita memiliki beberapa pasukan lagi dalam hubungan dengan beberapa hal lain yang dikatakan Musa! Namun intinya adalah: Musa telah menjadi sosok yang sangat penting di dalam sejarah dunia. Orang-orang Yahudi pada zaman Kristus selalu merujuk kepada Musa sebagai otoritas tertinggi dalam segala hal. Tuduhan mereka terhadap Yesus adalah bahwa Ia menganggap diri-Nya lebih besar daripada Musa. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa tidak ada seorang pun yang lebih besar daripada Musa. Sekarang penulis surat kepada orang Ibrani ini, dengan keberanian yang besar, mengatakan bahwa ada Seorang yang lebih besar daripada Musa. Berikanlah kepada Musa segala penghormatan yang layak untuknya, tetapi Anak lebih besar daripada Musa.
Lalu ia melanjutkan pembicaraan tentang Harun. Harun adalah imam besar pertama, dan sebagai imam besar, ia adalah wakil dari seluruh sistem keimaman. Harun memimpin semua imam dan orang Lewi lainnya, Harun memimpin semua pengorbanan, Harun memimpin seluruh tempat kudus. Harun masuk sendirian ke tempat yang Mahakudus. Tidak seorang pun kecuali Harun yang diizinkan masuk ke tempat yang Maha Kudus – dan penulis di sini mengatakan bahwa Anak lebih besar dari pada Harun, jauh lebih besar dari pada Harun. Dan ia memberi tahu kita alasannya: Harun meninggal. Harun meninggal. Dan siapa pun yang meninggal tidak akan pernah menyempurnakan apa pun. Ketika ia meninggal, ia harus meninggalkan sesuatu yang belum selesai. Dan yang dikatakan penulis adalah “Harun mati, oleh karena itu pekerjaannya tidak sempurna. Maut menimpanya. Pekerjaan itu tidak pernah selesai. Harus ada banyak imam besar lainnya yang datang untuk mencoba dan meneruskannya.” Lebih banyak imam lagi dan lebih banyak korban lagi – semuanya ditambahkan untuk mencoba dan membuat hal ini sempurna, dan pasal sembilan memberi tahu kita bahwa mereka tidak pernah membuat apa pun menjadi sempurna. Semua imam dan semua korban tidak pernah membuat apa pun menjadi sempurna. Dan inilah hal yang luar biasa yang dikatakan surat itu: banyak imam besar, ribuan imam, jutaan korban, sungai darah, dan tidak pernah membawa sesuatu pun menjadi sempurna dan kemudian Anak datang … satu Imam untuk selama-lamanya, yang tidak akan pernah mati, oleh karena itu pekerjaan-Nya tidak akan pernah berakhir.
Kita memiliki satu imam untuk selama-lamanya … Tentu saja di sana, paragraf yang indah tentang Melkisedek itu muncul. Dan semua orang bertanya-tanya siapakah Melkisedek itu, minggu ini saya ditanya: “Siapakah Melkisedek itu?” Saudara dapat mencari di Alkitab dan saudara tidak akan menemukan jawabannya, dan saudara pastinya tidak akan menemukan jawabannya di luar Alkitab. Laki-laki misterius ini datang entah dari mana, dan tidak seorang pun tahu ke mana ia pergi. Ia tidak memiliki awal maupun akhir, yaitu, sejauh yang dicatat, tidak memiliki awal maupun akhir dan hal itu diambil sebagai ilustrasi Tuhan Yesus sebagai Imam Besar: harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, Ia adalah Imam Besar yang kekal.
Saya suka melihat Imam Besar dalam Yohanes pasal 13 itu, Imam Besar itu bangun dan mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, dan pergi ke bejana pembasuhan rohani (saudara ingat bejana pembasuhan di kemah suci, kan?) dan ini seolah-olah Ia pergi ke bejana pembasuhan dan menuangkan air ke dalam sebuah basi, datang dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya. Tindakan pembersihan yang simbolis. Imam Besarlah yang melakukannya dan itu sangat indah karena di atas kejadian itu ada tertulis kata-kata ini, lihatlah orang-orang itu, orang macam apa mereka itu, dan kemudian di atas mereka tertulis ini: “Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.” Kesudahan itu tidak terjadi dalam waktu; jika kekekalan akan pernah berakhir, di situlah tempatnya. Ia mengasihi mereka dengan kasih yang kekal … Imam Besar ini, yang lebih besar dari Harun ini, yang hidup untuk selama-lamanya, “yang hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.” Itulah apa yang tertulis di sini.
Dan kemudian dengan satu pengorbanan untuk selamanya … mereka menggunakan jutaan pengorbanan dan tidak pernah, tidak pernah membuat sesuatu apa pun menjadi sempurna. Ia, hanya dengan satu pengorbanan, melakukannya. Itu dilakukan untuk selama-lamanya, dan Ia adalah Korban sekaligus Imam. Sebagai Imam, Ia mempersembahkan diri-Nya tanpa cacat kepada Allah.
Jika kita meneruskan seperti ini, teman-teman terkasih, saudara akan mulai percaya bahwa ada sesuatu yang lebih baik di sini – lebih baik dari pada Musa, lebih baik dari pada Harun. Tahukah saudara mengapa Allah menempatkan kedua laki-laki itu bersama? Mereka bersaudara, Musa dan Harun bersaudara, tetapi mereka adalah saudara yang sangat berbeda, namun mereka harus hidup bersama dan bekerja bersama. Mengapa demikian, apa perbedaannya? Musa adalah gubernur-nya, Musa mewakili pemerintahan dan otoritas. Nah, kita tahu itu. Apa yang disampaikan Musa adalah “harus” dan “jangan”. Musa memerintah Israel. Musa menjalankan otoritas di Israel. Namun Allah tidak hanya seperti itu. Harun adalah seorang yang penuh kasih, orang yang penuh simpati. Imamat berartikan itu, saudara tahu – imamat berarti kasih dan simpati: kasih bagi orang berdosa yang malang, kasih bagi dunia yang berdosa, simpati terhadap manusia. Dan Allah menyatukan kedua hal ini. Tidak akan baik jika kita memiliki semuanya di dalam satu. Tidak akan baik jika kita hanya memiliki seorang otokrat. Saudara harus bersatu dengannya, gubernur dan otoritas, hati yang penuh belas kasih. Dan jika saudara memilikinya, jika saudara memiliki kedua hal itu bersama, saudara memiliki Israel yang sangat baik.
Nah, di sini di dalam surat ini, saudara melihat bahwa Yesus, Anak, lebih baik dari pada Musa dan lebih baik dari pada Harun. Di satu sisi, Ia dapat berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Bapa berkata: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.”
Berikut ini adalah dua gambaran dalam surat ini, dua gambaran yang indah. Yang satu adalah tentang Yesus yang “dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat”, setelah “duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi” sambil menunggu, sampai musuh-musuh-Nya dijadikan tumpuan kaki-Nya, dengan segala otoritas dalam kuasa-Nya. Ia berada di tempat pemerintahan. Dan di samping itu ada gambaran indah lainnya: “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita” … “Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara bagi kita.” Bukan hanya kuasa dan pemerintahan, tetapi kasih dan simpati – dan jauh lebih besar dari pada Musa dan Harun. Ya, kuasa-Nya adalah kuasa yang lebih besar daripada kuasa Musa, pemerintahan-Nya adalah pemerintahan yang lebih besar daripada pemerintahan yang pernah dijalankan Musa, tetapi simpati dan kasih-Nya jauh lebih besar daripada Harun.
Saya rasa saudara mungkin merasa sudah cukup untuk pagi ini. Saya belum selesai dengan keunggulan Anak. Kami belum menyentuh tentang pekerjaan-Nya – pekerjaan penyucian dosa, tetapi saudara dapat membacanya. Dan saya khawatir konferensi ini harus diakhiri di situ. Mungkin ini seperti jendela yang terbuka ke sorga. Jika saudara membuka jendela yang tepat, saudara dapat melihat banyak hal! Saudara dapat melihat hal-hal yang besar dan hal-hal yang jauh, dan yang terbaik yang dapat saya harapkan adalah bahwa ini baru saja membuka sebuah jendela, dan bahwa saat saudara melihat melalui jendela ini saudara melihat satu hal: betapa lebih unggulnya Yesus Kristus daripada semua yang lain, dan betapa lebih unggulnya dispensasi yang telah kita masuki ini, dan betapa lebih unggulnya semua sumber daya yang kita miliki daripada semua yang pernah ada sebelumnya!
Nah, teman-teman terkasih, ini bukan sekedar topik konferensi. Ada satu hal yang sangat saya yakini, bahwa jika kita mendekati akhir zaman ini (dan banyak dari kita yang percaya demikian), satu hal yang perlu diketahui adalah kebesaran Kristus. Dan inilah hal yang akan ditekankan Allah di akhir zaman. Semua hal lainnya akan terbukti sangat kecil. Semua hal lainnya akan berlalu, tetapi Yesus lebih besar dari semuanya. Ia akan menetap untuk selama-lamanya. Itulah satu-satunya kekuatan umat Allah di akhir zaman, sehingga lebih dari sekedar pokok bahasan konferensi, itu adalah pesan Allah di zaman di mana kita hidup. Dr. A.B. Simpson, yang saya rujuk tadi malam, berkata lebih dari lima puluh tahun yang lalu, “Saya percaya bahwa gerakan terakhir dalam dispensasi ini adalah gerakan kembali kepada Yesus Kristus.” Mungkin itulah sebabnya Tuhan telah menuntun kita untuk mempertimbangkan Yesus Kristus. Saudara dapat mempercayai saya, teman-teman terkasih, bahwa saudara akan membutuhkan Kristus ini, saudara akan perlu mengetahui betapa lebih besarnya Dia itu daripada semua hal lainnya.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.